Kisah nyata ini terjadi di Tanjung Priok, Jakarta
Utara. Rahmat namanya. Salah satu pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) Tabung Amanah Umat (Tamu) yang berkantor di kawasan Bekasi.
Lembaga yang dia kelola itu buka jasa pemulasaraan jenazah muslim, gratis. Sebagai seorang pengurus LAZ yang juga jadi petugas perawatan jenazah, Rahmat banyak mempunyai pengalaman.
Satu pengalaman yang bikin dia terasa demikian prihatin yaitu ketika memandikan jenazah seorang banci.
Kisah ini berlangsung sekitar lima th. lantas. Saat itu, Rahmat memperoleh telepon dari seorang yang memohon bantuan memandikan jenazah di lokasi Priok. Orang itu mengaku mendapat nomer telephone Rahmat usai mendengar iklan di radio.
" Waktu itu ada tetangganya yang menelepon serta memohon bantuan, " tutur Rahmat waktu berbincang dengan Dream, Kamis, 18 Februari 2016.
Memperoleh berita itu, Rahmat selekasnya meluncur ke lokasi. Dia sama sekali tak menyimpan berprasangka buruk mengenai siapa sebenarnya sosok jenazah yang bakal diurus.
" Awalannya saya tak diberitahu. Jadi kesana dengan anggapan menolong orang yg tidak dapat. Mungkin tak bisa membayar layanan pemandian, " kata
Sesampai di tempat, Rahmat tetaplah tak terasa curiga. Dia hanya
mendapat info para pengurus masjid serta musala di sekitar tempat, tak ada yang ingin mengurusi jenazah.
Mungkin saja, karena warga setempat sudah mengetahui rutinitas orang itu semasa hidup.
" Saya kaget, kok yang datang seperti orang-orang
salon semua, " kata dia.
Namun, Rahmat berusaha berbaik kira jenazah yaitu sosok pria normal. Dia yang saat itu dibantu oleh seorang sopir, lalu masuk ke rumah duka serta bakal mengatasi jenazah.
" Pas itu saya diberi tahu bila jenazah itu yaitu banci, " kata dia. Rahmat pernah alami kebingungan....
Rahmat pernah alami kebingungan apakah bakal meneruskan prosesi pengurusan jenazah atau tak. Dia segera menghubungi ustaz yang menjadi rujukan serta meminta saran.
" Kata ustaz, diurus saja karena itu fardlu kifayah. Namun, harus di pastikan dahulu apakah alat kelaminnya masihlah asli atau tak. Bila masihlah ada serta asli, kita mandikan. Bila tak, ya janganlah dimandikan, " ucap Rahmat.
Akhirnya Rahmat mengecek alat kelamin jenazah itu. Sesudah memperoleh kepastian alat kelamin masihlah ada, Rahmat lalu segera memandikan jenazah tersebut .
Rahmat lalu segera memandikan jenazah itu. Rahmat menemukan lagi masalah baru.
" Namun, ada masalah karena dibagian dadanya ada cairan silikon. Pada akhirnya cairan itu di keluarkan. Dadanya palsu namun alat kelaminnya masihlah asli, " kata dia.
Rahmat jadi semakin prihatin selesai memandikan serta mengkafani jenazah. Tak ada satupun orang yang ingin menyalatkan jenazah itu, termasuk juga dari para pelayat yang notabene berperilaku seperti jenazah.
Rahmat pun lalu menyalatkan jenazah itu berbarengan sopirnya. Pengurusan jenazah bahkan dilakukan hingga pada memakamkan.
Tak ada warga sekitaran yang menolong dia. Juga sekian para pelayat.
" Yang mengantarkan ke pemakaman itu ya banci juga, yang umumnya bercanda secara tak layak. Bahkan mereka hingga berebut tali pocong, " papar Rahmat.
Selanjutnya, Rahmat menyampaikan pengalaman itu jadi pelajaran yang begitu bernilai.
Pelajaran bukan hanya untuk Rahmat, melainkan juga untuk para muslim supaya tak terjerat dalam lingkaran praktek Lesbian, Gay, Biseksual, serta Transgender (LGBT).
Utara. Rahmat namanya. Salah satu pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) Tabung Amanah Umat (Tamu) yang berkantor di kawasan Bekasi.
Lembaga yang dia kelola itu buka jasa pemulasaraan jenazah muslim, gratis. Sebagai seorang pengurus LAZ yang juga jadi petugas perawatan jenazah, Rahmat banyak mempunyai pengalaman.
Satu pengalaman yang bikin dia terasa demikian prihatin yaitu ketika memandikan jenazah seorang banci.
Kisah ini berlangsung sekitar lima th. lantas. Saat itu, Rahmat memperoleh telepon dari seorang yang memohon bantuan memandikan jenazah di lokasi Priok. Orang itu mengaku mendapat nomer telephone Rahmat usai mendengar iklan di radio.
" Waktu itu ada tetangganya yang menelepon serta memohon bantuan, " tutur Rahmat waktu berbincang dengan Dream, Kamis, 18 Februari 2016.
Memperoleh berita itu, Rahmat selekasnya meluncur ke lokasi. Dia sama sekali tak menyimpan berprasangka buruk mengenai siapa sebenarnya sosok jenazah yang bakal diurus.
" Awalannya saya tak diberitahu. Jadi kesana dengan anggapan menolong orang yg tidak dapat. Mungkin tak bisa membayar layanan pemandian, " kata
Sesampai di tempat, Rahmat tetaplah tak terasa curiga. Dia hanya
mendapat info para pengurus masjid serta musala di sekitar tempat, tak ada yang ingin mengurusi jenazah.
Mungkin saja, karena warga setempat sudah mengetahui rutinitas orang itu semasa hidup.
" Saya kaget, kok yang datang seperti orang-orang
salon semua, " kata dia.
Namun, Rahmat berusaha berbaik kira jenazah yaitu sosok pria normal. Dia yang saat itu dibantu oleh seorang sopir, lalu masuk ke rumah duka serta bakal mengatasi jenazah.
" Pas itu saya diberi tahu bila jenazah itu yaitu banci, " kata dia. Rahmat pernah alami kebingungan....
Rahmat pernah alami kebingungan apakah bakal meneruskan prosesi pengurusan jenazah atau tak. Dia segera menghubungi ustaz yang menjadi rujukan serta meminta saran.
" Kata ustaz, diurus saja karena itu fardlu kifayah. Namun, harus di pastikan dahulu apakah alat kelaminnya masihlah asli atau tak. Bila masihlah ada serta asli, kita mandikan. Bila tak, ya janganlah dimandikan, " ucap Rahmat.
Akhirnya Rahmat mengecek alat kelamin jenazah itu. Sesudah memperoleh kepastian alat kelamin masihlah ada, Rahmat lalu segera memandikan jenazah tersebut .
Rahmat lalu segera memandikan jenazah itu. Rahmat menemukan lagi masalah baru.
" Namun, ada masalah karena dibagian dadanya ada cairan silikon. Pada akhirnya cairan itu di keluarkan. Dadanya palsu namun alat kelaminnya masihlah asli, " kata dia.
Rahmat jadi semakin prihatin selesai memandikan serta mengkafani jenazah. Tak ada satupun orang yang ingin menyalatkan jenazah itu, termasuk juga dari para pelayat yang notabene berperilaku seperti jenazah.
Rahmat pun lalu menyalatkan jenazah itu berbarengan sopirnya. Pengurusan jenazah bahkan dilakukan hingga pada memakamkan.
Tak ada warga sekitaran yang menolong dia. Juga sekian para pelayat.
" Yang mengantarkan ke pemakaman itu ya banci juga, yang umumnya bercanda secara tak layak. Bahkan mereka hingga berebut tali pocong, " papar Rahmat.
Selanjutnya, Rahmat menyampaikan pengalaman itu jadi pelajaran yang begitu bernilai.
Pelajaran bukan hanya untuk Rahmat, melainkan juga untuk para muslim supaya tak terjerat dalam lingkaran praktek Lesbian, Gay, Biseksual, serta Transgender (LGBT).
Baca Ini Kalau Berani! Kisah Nyata Pemandi Jenazah Banci di Priok ini Akan Membuat Kamu Bergidik
Reviewed by Unknown
on
05.56
Rating:
Tidak ada komentar: