Sepulang Kerja, Aku Dengar "Suara Aneh" dari Dalam Kamar, Begitu Kubuka, Adegan Miris Ini Membuatku Menangis! BACA SELENGKAPNYA

Setiap manusia itu harus berlaku adil... Coba kita diperlakukan tak adil, kita juga pasti tidak seneng....



Saya berusia 36 th. ini. Diusiaku yang termasuk muda ini, saya telah menikah 2 kali.

Jadi wanita yang mengalami perceraian, saya benar - benar terasa, dunia ini tak adil untuk perempuan. Kalau bukan karna anak serta keluarga, saya mungkin sudah menyerah


Pernikahan pertamaku yaitu bersama seorang pria yang telah aku kenal mulai sejak SMP. Kita berdua satu sekolah serta kita besar bareng. Telah banyak halangan serta rintangan yang kita lakoni bareng. Waktu itu saya terasa, akulah wanita paling mujur didunia ini, mempunyai pria yang begitu menyukai saya serta kita menikah...

Siapa sangka, 2 th. pernikahan kita, dia selingkuh di belakang! Saat saya tahu dia selingkuh, hatiku terasanya remuk! hancur! Saya jijik dengan dia! Bila bukanlah karna putriku, mungkin saja saya telah pergi dari hidup ini. Perbedaan antar surga serta neraka ini buat hatiku sakit sedalam - dalamnya...

Saya tuntut cerai dia! Keluargaku pun mendukung saya untuk bercerai. Dia memohon ampun di hadapan banyak orang, namun apa balasanku? Saya cuma dapat menampar dia! Saya rasa, saya tak perlu pria ini untuk jadi bapak untuk putri tercintaku. Saya memperoleh hak untuk mengasuh putriku dan beberapa duit untuk biaya membesarkan putriku.


2 Th. lalu, aku menikah dengan suamiku yang saat ini. Dia lebih kecil 3 th. dari saya serta dia yaitu junior sewaktu saya kuliah dahulu.
Waktu saya masuk th. terakhir, dia baru masuk th. pertama. Kita berteman karena acara sekolah serta dia mulai mengejar saya. Namun karna aspek usia serta saya telah ingin tamat, jadi saya menolaknya.




Tidak diduga, sesudah dia tahu saya bercerai, dia mulai menghiburku serta menolong saya, hingga dia kembali menyebutkan cintanya serta menginginkan melindungi saya serta putriku. Saya juga luluh dengan cintanya serta mengambil keputusan untuk menikah dengannya.

Tak ada yang salah dengan suamiku yang saat ini. Dia baik, ganteng, gentleman, bahkan juga putriku juga begitu sukai dengan dia serta memanggilnya " ayah ". Sebagai pokok permasalahku saat ini yaitu, keluarganya tak sepakat dengan pernikahan ini, terlebih mamanya yang menjadi ibu mertuaku saat ini.

Mamanya merasa saya cuma memperalat dia, terlebih dengan statusku yang janda sisa ini. Akan tetapi, itu semuanya berlalu waktu hati mertuaku dimenangkan oleh putriku. Lama - kelamaan, ibu mertua muali menyukai putriku seperti cucunya sendiri. Tetapi, itu tidak bertahan lama. Hingga anak keduaku, seorang laki - laki lahir, ibu mertuaku mulai berpaling hati!

Dia ikhlas keluarkan semuanya hartanya, tenagannya, cintanya, semuanya untuk anak laki - laki ini. Saya tak menyalahkan ibu, karna mungkin di jiwa ibunya, dia lebih memprioritaskan darah keturunannya. Sedihnya, putriku senantiasa ajukan pertanyaan dengan suara sedih, " Ma, kenapa nenek tidak suka ma saya? Masakan nenek tidak menyukai saya lagi? ". Sebagai seseorang ibu, sudah pasti saya tidak dapat terima putriku diperlakukan seperti itu, namun apa dayaku?
Hingga pada sehari, sepulangnya saya dari kerja, dari dalam kamar saya mendengarkan suara yang aneh. Nada ini seperti nada desahan, namun sepertinya nada yang ditahan - tahan. Saya buka pintu, serta saya merasakan putriku menangis dengan bantalnya, serta tangisannya seperti nada menahan sakit!

Nyatanya putriku dipukul dengan rotan hingga memar kemerah - merahan! Putriku mengakui dia dipukul neneknya serta tidak paham dia salah apa! Saya geram! Saya bahkan juga hari itu berpikir, apakah saya mesti bercerai untuk hindari nenek tidak berperasaan ini? Namun bagaimana dengan putraku? Suamiku juga tidak berbuat salah apa - apa?
Waktu itu juga saya Cooling Down serta menghibur putriku. Saya memeluknya, agar dia menangis dalam pelukan mamanya, agar dia tahu, masih ada ibu yang mencintainya, serta ayah juga yang menyayanginya.
Suamiku juga tidak tahu harus berbuat apa karna ya itu mamanya, tidak mungkin saja juga saya suruh suamiku durhaka dengan menghukum mamanya. Saya cuma dapat mengharapkan, anakku tumbuh dengan sehat rohani serta jasmani. Saya juga bersukur bisa temukan suami yang mencintaiku.

So Sahabat cerpen, menikah itu bukanlah perihal dua insan, tetapi tentang dua keluarga... Sebagai keluarga juga, kita mesti berperilaku adil ya... Semoga narasi ini mengsinpirasi kita untuk jadi keluarga dambaan, serta meminimaliskan pertengakaran dalam rumah tangga.
Sepulang Kerja, Aku Dengar "Suara Aneh" dari Dalam Kamar, Begitu Kubuka, Adegan Miris Ini Membuatku Menangis! BACA SELENGKAPNYA Sepulang Kerja, Aku Dengar "Suara Aneh" dari Dalam Kamar, Begitu Kubuka, Adegan Miris Ini Membuatku Menangis! BACA SELENGKAPNYA Reviewed by Unknown on 21.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.